Minggu, 01 Agustus 2010

Rahasia Waktu Shalat

Ketahuilah bahwa menepati waktu-waktu shalat (yang merupakan waktu berjumpa Tuhan dan perjanjian Hadirat Rububiyyah) merupakan perkara penting bagi ahli muraqabah. Ahli munajat dan suluk selalu menantikannya. Mereka mempersiapkan diri dan hati mereka untuk memasukinya. Mereka menghadapinya dalam keadaan suci lahir dan batin. Mereka mengesampikan kesibukan-kesibukan lain secara total. Mereka menjadikan hati terputus sama sekali dari selain Allah sambil menghadap ke tempat perjanjian Al-Haqq.

Salah seorang isteri Nabi Saw, Berkata "Rasulullah Saw, berbicara kepada kami dan kami pun berbicara kepada beliau. Akan tetapi, apabila waktu shalat tiba, beliau seakan tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau, karena perhatian kepada Allah membuat beliau lupa yang lain.".
Kitab Ash-Shalah, Bab ke38, Hadist No. 56.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam 'Ali, sang pemimpin para alhi tauhid a.s "apabila waktu shalat tiba, ia (tampak) gugup, menggigil, dan wajahnya pucat. ketika ditanya, "ada apa gerangan wahai Amirul Mukminin?" Ia menjawab, "Telah tiba waktu shalat, waktu sebuah amanat yang pernah ditawarkan Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, dan mereka menolak memikulnya karena khawatir akan menghianatinya". Mustadrak al-Wasail, Kitab Ash-Shalah, Abwab Af-al ash-shalah, bab ke 2, hadist No. 16.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa 'Ali bin Al Husain, "Apabila hendak berwudlu, wajahnya menjadi pucat, Ketika ditanya: " Apa gerangan yang menimpamu ketika hendak berwudlu?" Ia menjawab, "Tahukan kalian dihadapan siapa aku akan berdiri?". Al-Mahajjah al Baydha, jil 1, hal. 351, Kitab Ashrar Ash-Shalah.

Secara umum mereka tidak melihat ibadah kepada Al-Haqq, munajat kepada Kekasih Mutlak, dan berdialog dengan Raja segala raja sebagai taklif yang difardhukan kepada mereka dan beban yang dipikulkan ke atas pundak mereka. Mereka adalah ahli cinta dan kerinduan (ahl al-hubb wa al-'isyq), maka mereka tidak ridlo kalau lezat munajat kepada Al-Haqq dan kerinduan untuk bertemu dengan Kekasih digantikan dengan alam eksistensi ini. Mereka sangat merindukan al-Haqq dan ibadat.

Mereka adalah ahli iman, mereka mengetahui bahwa modal kemenangan dalam kehidupan di alam akhirat adalah ibadat kepada al-Haqq, dan bahwa surga jasmani, bidadari, istana-istana di alam tersebut merupakan bentuk perbuatan manusia. "Maka, barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa berbuat kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya." (QS. az-Zilzal [99] : 8).

Kalau seseorang mengimani akibat dari perbuatan-perbuatannya dan betapa pentingnya akibat-akibat itu, tentu ia akan selalu memperhatikan waktu.

Pada pembahasan terdahulu kami telah menjelaskan bahwa salah satu rahasia ibadah adalah : masing-masing ibadah mempunyai pengaruh dan bentuk yang muncul didalam hati, yang menjadikannya bercahaya, menjadikan surga materi tunduk dihadapan kehadiran malakut, dan menghasilkan kondisi ketundukan yang sempurna pada tentara-tentara jiwa terhadap ruh, serta kehendak jiwa menjadi mandiri.

Setiap perkara penting ini memiliki banyak pengaruh di alam ghaib. sebagiannya berbentuk syurga sifat-sifat yang lebih tinggi dari syurga perbuatan.

Hasil ini tidak diperoleh dari perbuatan (terutama shalat yang merupakan perbuatan paling baik), tanpa disertai perenungan, perhatian yang seksama, dan kehadiran hati.

Salah satu hal yang membantu seseorang menghadirkan hati adalah menepati waktu, waktu perjanjian dan waktu kembali yang dijanjikan Al-Haqq. Jika pesuluk menuju Allah Saw dan mujjahid di jalan Allah Saw tidak mampu menjadikan seluruh waktunya untuk Allah Saw, maka ia harus (sekurang-kurangnya) memperhatikan lima waktu ini yang dikhususkan al-Haqq baginya dan Dia mengajaknya untuk bertemu agar ia bersyukur kepada al-Haqq Ta'ala dengan ruh dan hatinya atas perkenan-Nya untuk masuk ke dalam munajat serta atas izin-Nya untuk berkhidmat di majelis keakraban dan pertemuan kudus.

Oleh karena itu, ia tidak boleh lalai terhadap hal itu dan tidak boleh tertinggal dari waktu yang telah dijanjikan al-Haqq. Mudah-mudahan, menepati waktu pertemuan yang pada mulanya hanya bentuk tanpa isi akan menyebabkan perolehan hakikat dan menjadi memiliki isi, tentu dengan taufiq dan pertolongan al-Haqq, Zat yang Mahakudus. Jika sudah sampai pada perolehan hakikat, si hamba akan merasakan lezat munajat kepada Kekasih dan keakraban dengan-Nya, menguak rahasia hakiki. Pintu-pintu peribadatan ruh dan hatipun akan terbuka baginya.

Setahap demi setahap, ia melihat tentara Illahi sedang melaksanakan peribadatan kepada al-Haqq bersamanya didalam kerajaan eksistensi, kabut keindahan dan keagungan pun tersingkap didalam hatinya. Ia memperoleh permulaan manifestasi tauhid perbuatan (at-Tauhid al-af 'ali). Kemudian, jalan suluk kepada Allah terbuka baginya. Disitulah kelayakan untuk masuk ke dalam shalat hakiki terwujud, dengan izin Allah Ta'ala.

Kutipan
Sirr as-Shalah
Imam Ruhullah al Musawi al Khomaini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar