Jumat, 06 Agustus 2010

Kandungan Al-Quran (2)

Bismillahirrahmanirrahiim..
 
Melanjutkan bahasan sebelumnya (Kandungan Al-Quran [1]) kami akan mencoba memaparkan secara lebih luas. Insya Allah..
 
 Adapun kalau kita perinci lagi, Al-Quran mengandung tema-tema khusus yang akan mengungkapkan banyak hal dari kehidupan manusia, yaitu :

1. Mengenai Sejarah atau Kisah.
Al-Quran penuh dengan bahan-bahan sejarah, mulai dari sejarah kejadian bumi dan kejadian langit, alam seluruhnya, sejarah kehidupan para nabi dan rasul sejak Nabi Adam a.s. sampai kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Quran pun menceritakan tentang kemunculan nabi-nabi palsu yang akan dan sudah lahir, sejarah kerajaan-kerajaan besar, seperti Babylonia, Mesir, Romawi, sejarah bangsa-bangsa Arab jahiliyah, Nasrani dan Yahudi, dan sebagainya. Tidak saja fakta-fakta sejarah, tetapi juga pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian dalam sejarah itu.

2. Mengenai Etika Pergaulan
Al-Quran pun mengandung pelajaran-pelajaran yang sangat baik untuk dijadikan penuntun dalam pergaulan antara suatu kekuasaan dengan kekuasaan yang lain, antara satu golongan manusia dengan golongan manusia yang lain, antar anggota keluarga, murid dan guru, antara manusia dan Tuhan dan sebagainya. Tuntunan yang baik antara sesama manusia, tuntunan pergaulan hidup yang dapat membawa perdamaian dan kemajuan, ketentraman dan kesejahteraan bagi semua pihak. Ilmu kemasyarakatan dan Ilmu pergaulan hidup yang dikemukakan Al-Quran tidak saja bersifat pengetahuan, tetapi juga mengandung aspek-aspek pendidikan dan tuntunan hidup yang murni. Tuntunan menjalani kehidupan sehari-hari juga diungkapkan oleh Al-Quran. Termasuk pula ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah Ekonomi, Industri, Perdagangan, Perhubungan darat dan laut, dan sebagainya.
"Sebagai penyempurna kitab-kitab suci yang telah turun sebelumnya, di dalam Al-Quran terhimpun hasil kitab suci yang sudah ada sebelumnya, malahan juga hasil segala ilmu. Al-Quran adalah sebuah kitab yang menjelaskan segala sesuatu" (QS. Yusuf [12] : 111).

3. Mengenai Akidah atau Keyakinan.
Mengenai ketuhanan, Al-Quran mempunyai jawaban yang putus, puas dan tegas. Tidak satupun kitab suci yang mampu menerangkan pelajaran tauhid demikian sempurna, seperti yang termuat dalam Al-Quran. dari abad-keabad dunia keagamaan mencari jalan ke-Esaan Tuhan. Islamlah dengan pelajaran Al-Quran yang telah dapat membawa manusia kepada tauhid dalam arti kata yang sesungguhnya. Islam membasmi semua kemusyrikan, menghilangkan segala takhayul, yang mengikat kemerdekaan berfikir manusia.

4. Mengenai Politik.
Politik yang dikemukakan Al-Quran adalah politik yang berdasarkan hak sama rata yang sehat, hak berkehidupan secara adil, yang mampu membawa keamanan dan kebaikan bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, pemerintahan tidak berpegang hanya kepada pemimpin, tetapi juga harus memperhatikan anggota masyarakat yang tidak turut serta dalam pemerintahan dalam kerangka mengacu kepada aturan Illahi.

5. Mengenai Qital
Untuk mengatur pertahanan negara yang kuat, Al-Quran memberikan petunjuk atau cara-cara yang sangat manusiawi. Peperangan untuk menjajah, untuk memperbudak sesama manusia tidak diperkenankan. Peperangan untuk membela diri, membela harta dan jiwa, terutama untuk membela agama Allah Swt, menjamin kemerdekaan beragama dan berfikir, melenyapkan kedzaliman adalah peperangan yang dianggap suci oleh Al-Quran, peperangan jihad di jalan Allah Swt. Kedisiplinan pasukan, strategi perang, kalah-menang, Perjanjian dan Perdamaian, sampai urusan harta rampasan dan kelakuan para prajurit diberiNya tuntunan-tuntunan yang baik, untuk menjauhi segala  hal yang akan menjerumuskan pada kedzaliman, sekaligus demi menjaga kehormatan Islam dan umatnya.

Dalam menguraikan berbagai persoalan, terkadang Al-Quran membahasnya dengan detail. Dalam hal waris dan utang piutang misalnya, Al-Quran menjelaskan sangat detail, mulai dari prinsip-prinsipnya hingga hitungan pembagiannya. Namun, pada persoalan lain Al-Quran hanya menjelaskan prinsip-prinsipnya saja, seperti persoalan ekonomi, politik dan sosial.

Pada dasarnya, Al-Quran berisi akidah dan Syari'ah. Akidah dirumuskan dengan kata "iman", sedangkan Syari'ah terangkum dalam kata "amal saleh" (QS. An-Nahl [16] : 97). Keduanya dapat dibedakan akan tetapi tidak dapat dipisahkan. Seorang yang beriman tanpa menjalankan syari'ah adalah fasik. Demikian sebaliknya, bersyari'ah tetapi tidak berakidah adalah munafik. Walhamdulillah...

Rabu, 04 Agustus 2010

Nasehat Sufi

Bismillahirrahmanirrahiim..

Ruhullah, Nama kecil Ayatullah Khomeini, terlahir pada 20 Jumada Al-Tsaniyah 1320 atau 24 September 1902 (bersamaan dengan hari ulang tahun kelahiran Sitti Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Saw.) Silsilah keluarganya, yang bermuara pada Imam Musa Al-Kazhim bin Jafar Ash-Shadiq ibn Muhammad Al Baqir ibn Husain Ibn 'Ali bin Abi Thalib r.a.

Kematian Ibu dan Bibi yang mengasuhnya secara beruntun pada saat beliau berusia 16 tahun telah menempa kepribadiannya. yang akhirnya pada usia 18 tahun beliau meninggalkan Khomein, untuk menuntut ilmu lebih jauh ke Arak. Ruhullah telah menjelma menjadi remaja yang penuh tekad, tegas dan serius. Disinilah kisah kesufian beliau bermula.berikut adalah Kutipan nasehat beliau :

Wahai sahabatku yang mengaku Muslim, dengarkan sabda Baginda Rasul berkenaan dengan seorang Muslim, “Orang Muslim adalah dia yang Muslim lain terbebas dari gangguan tangan dan lidahnya.” Mengapa kita—saya dan Anda—mengganggu, mengusik dan menyakiti orang yang derajatnya bawah kita, dengan berbagai cara? Mengapa kita tidak pernah jera berbuat aniaya terhadap mereka, bahkan merampas hak mereka tanpa dasar? Sampai-sampai, bila tangan kita sudah tidak dapat menjangkau mereka, kita melakukan gangguan terhadap mereka melalui lidah kita, dengan membongkar rahasia-rahasia dan menyingkap segala hal yang selama ini mereka sembunyikan, mengumpat di belakang mereka serta membuat tuduhan-tuduhan palsu terhadap mereka?

Semua ini berarti bahwa klaim keislaman kita—yang tidak pernah membuat saudara-saudara Muslim kita selamat dari gangguan tangan dan lidah kita—bertentangan dengan kenyataan hidup kita yang sebenarnya. Keadaan batin kita bertentangan dengan kenyataan lahiriah kita. Dan ini membuktikan bahwa kita termasuk golongan orang munafik dan bermuka dua.

Wahai jiwa penulis lembaran-lembaran yang hina ini, yang berpura-pura seakan-akan berpikir tentang cara keluar dari hari-hari gelap serta keselamatan dari kesengsaraannya! apabila kamu benar dan hatimu selaras dengan lidahmu, dan realitas batinmu cocok dengan penampilan lahiriahmu, maka mengapa engkau begitu lalai, hatimu begitu memburuk, dan nafsumu begitu kuat? Mengapa engkau tidak berpikir tentang perjalanan kematian yang sangat penuh dengan risiko?

Usiamu telah berlalu cepat, tetapi engkau belum melepaskan nafsu dan keinginanmu. Engkau telah menghabiskan hari-harimu untuk memuaskan hawa nafsu dalam kelalaian dan kesengsaraan. Saat kematianmu terus mendekat, sementara engkau masih terjerat dalam perilaku burukmu dan terbiasa dalam perbuatan tak senonohmu. Engkau adalah jiwamu, seorang pemberi nasihat yang tidak mengambil pelajaran dari nasihatnya sendiri. Engkau termasuk kaum munâfiqûn dan bermuka dua. Jika engkau terus menerus dalam keadaan tersebut, maka engkau akan di kumpulkan dengan dua lidah api dan dua wajah dari api.

Oh Tuhan, sadarkan kami dari serangan tidur pulas yang berlarut-larut ini, sadarkan kami kembali dari keaddaan mabuk dan kelalaian ini. Sinarilah hati kami dengan cahaya keimanan dan rahmatilah keadaan kami. Ulurkan tangan-Mu kepada kami, dan tolonglah kami supaya terlepas dari cakaran iblis dan hawa nafsu, demi hamba-hamba pilihan-Mu, Muhammad dan keluarganya yang suci, semoga shalawat Allah dilimpahkan atas mereka.

Berikut karya Ayatullah Khomeini :
Wasiat Sufi 1 klik disini untuk download.
Wasiat Sufi 2 klik disini untuk download.
Wasiat Sufi 3 klik disini untuk download.

Semoga bermanfaat..
Walhamdulillah...

Selasa, 03 Agustus 2010

Tentang Orang Munafik

Mereka telah menjadikan setan sebagai majikan atas urusan mereka, dan ia mengambil mereka sebagai mitra. la telah bertelur dan menetaskannya di dada mereka. la menjalar dan merayap dalam pangkuan mereka. la melihat melalui mata mereka, dan berbicara dengan lidah mereka. Secara ini ia memimpin mereka ke perbuatan dosa, dan menghiasi mereka dengan hal-hal kotor sebagai tindakan seseorang yang telah dijadikan mitra oleh setan dalam wilayah kekuasaannya dan berbicara batil melalui lidahnya.

Amirul Mukminin mengatakan tentang para munaf'ik (yakni orang-orang yang menentangnya sebelum dan setelah kekhalifahannya), bahwa mereka adalah mitra, penolong dan pendukung setan. la telah bersahabat dengan mereka, membuat tempat tinggalnya pada diri mereka, tinggal dalam dada mereka, bcrtelur dan menetaskan anak-anaknya di situ, sementara anak-anak ini melompat dan bermain-main pada pangkuannya tanpa segan. la maksudkan bahwa gagasan-gagasan jahat setan lahir dari dada mereka dan tumbuh dan berkembang di situ. Tak ada kekangan pada mereka, tak ada pula halangan apa pun. la telah demikian meresap ke dalam darah dan bercampur dengan jiwa mcreka sehingga keduanya bersatu sepenuhnya. Sekarang, mata adalah milik mereka telapi penglihatannya adalah penglihatan setan, lidah adalah milik mereka, tetapi kata-katanya adalah kata-kata setan, sebagaimana telah dikatakan Nabi, "Sesungguhnya iblis merembesi keturunan Adam seperti darah." Yakni, sebagaimana peredaran darah tak berhenti, demikian pula keberlanjutan yang cepat dari gagasan-gagasan jahat iblis. Dan ia menarik mereka kepada kejahatan dalam tidur dan jaga, dalam setiap sikap, bangkit atau duduk. la mewarnai mereka dengan celupannya sehingga perkataan dan tindakannya mencerminkan perkataan dan perbuatan setan. Orang-orang yang dadanya bersinar dengan kelimpahan iman mencegah gagasan-gagasan jahat seperti itu: tetapi, sebagian orang siap sedia menyambut kejahatan-kejahatan itu, dan inilah orang-orang yang berselubungkan jubah Islam yang selalu mencari-cari hujatan.
 
dari : Amirul Mukminin.